Sabtu, 03 Februari 2018

TAUHID KUNCI KEBAHAGIAAN DAN KEJAYAAN

“TAUHID KUNCI KEBAHAGIAAN DAN KEJAYAAN”
Syaikh Ibrahim Ar-ruhaily
Waktu   : 7 Januari 2018/ 19 Rabiuts Tsani 1439 H
Tempat : Masjid Istiqlal Jakarta

Assalamualaikum Saya ingin share catatan kajian dari Syaikh ibrahim Ar ruhaily Hafizhahullah yang berlangsung pada awal bulan januari, Qadarullah baru bisa saya share hari ini. Tulisan ini juga saya mengambil referensi dari ringkasan yang dibuat oleh ABU ABDUL HAFIIZH Hafizhahullah. Semoga tulisan ini menjadi pengingat untuk saya pribadi dan pembaca untuk senantiasa mengingat penting nya TAUHID. Karena tujuan diciptakannya kita ialah untuk bertauhid yaitu mengesakan ibadah kepada Allah sebagaiamana firman Allah Ta’ala, “Dan tidaklah Aku ciptakan Jin dan Manusia kecuali untuk beribadah kepadaku.” (Q.S.adh-dhariyat :56) Dan tujuan diutusnya Para Rasul adalah untuk mengajak kepada TAUHID sebagaimana firman Allah Ta’ala, “Dan Sungguh-sungguh telah kami utus kepada setiap umat seorang rasul yang berkata kepada kaumnya,”Sembahlah Allah dan jauhilah Thagut”. (Q.S. An Nahl: 36).
Dan berikut catatan dari kajian tersebut.

Menjaga Lisan

Kisah berikut cukup popular. Dalam sebuah buku harian, Sultan Murad IV (1612-1640) berkisah tentang kekalutan hatinya di suatu malam. Rasa itu tidak tertahankan, sehingga dia merasa perlu memanggil kepala pengawal  dan memberitahu apa yang dia rasakan.
“ mari kita keluar sejenak,” ajak sultan yang diiyakan oleh kepala pengawal awal itu. Diantara kebiasan sultan adalah blusukan dimalam hari dengan cara menyamar.
Mereka berdua lantas pergi hingga tiba disebuah lorong sempit, tiba tiba ada mayat laki-laki tergeletak ditanah. Sultan memerikasa lelaki itu. Sudah meninggal. Heran, orang orang yang melintas tidak ada yang peduli. Juga,  tidak ada yang mengenali sultan. Makanya, ketika sultan memanggil orang orang yang lalu lalang disitu, mereka malah balik bertanya, “Apa yang engkau inginkan?”
Sultan menjawab, “Mengapa orang ini meninggal tetapi tidak satupun dari kalian mau mengangkat jenazahnya?siapa dia?dimana keluarganya?”
Mereka berujar, “ini orang zindik, suka menenggak minuman keras dan berzina.”
Sultan menimpali, “Tetapi bukankah dia termasuk umat Muhammad? Ayo angkat jenazahnya, dan kita bawa kerumahnya!”
Mereka manut. Suasana mengharukan segera terjadi ketika jenazah tiba dirumahnya. Melihat suami meninggal, istrinya langsung menangis. Tetapi orang orang yang membawa jenazah tadi bergegas pergi. Hanya tinggal sultan dan kepala pengawalnya yang berada disitu.
Dalam suasana demikian, sambil menangis, wanita itu berucap kepada jenazah suaminya, “Semoga  Allah merahmatimu, wahai wali alllah! Aku bersaksi bahwa engkau termasuk orang yang saleh.”
 

Pengikut