Tiga macam nikmat :
Nikmat dapat digolongkan menjadi 3 macam:
1. Nikmat yang diperoleh dan diketahui oleh hamba,
2. Nikmat yang ditunggu dan diharapkan oleh hamba,
3. Nikmat yang sedang dipergunakan hamba, tetapi ia
tidak menyadarinya.
Apabila Allah ingin menyempurnakan nikmatnya kepada
hambanya, maka terlebih dahulu dia akan membuatnya menyadari nikmat yang saat
ini dimilikinya, sekaligus membuatnya mensyukuri nikmat tersebut, sebagai
pengikat nikmat itu agar tidak hilang darinya. Karena nikmat bisa hilang
darinya disebabkan kemaksiatan, dan tali pengikatnya adalah dengan cara
mensyukurinya.
Setelah itu Allah juga akan memberinya taufik untuk
mengerjakan suatu amalan yang dapat mendatangkan nikmat lain yang memang
dinantikannya. Allah bahkan akan membuatnya mampu melihat hal hal yang dapat
menutup datangnya nikmat yang hendak diraih, juga memberinya taufik untuk
menghindari hal hal tersebut. Jika semua itu sudah dirasakannya, berarti ia
telah menerima nikmat tersebut secara sempurna. Allah bahkan akan membuatnya
menyadari nikmat nikmat yang sedang dinikmatinya namun tidak disadarinya. (Ibnu
Qayyim Al jauziyah Rahimahullah; Fawaidul Fawaid hal. 550 “Tiga macam nikmat”).
Berkata ustadz maududi abdullah hafizhahullah “banyak orang salah menilai kenikmatan,
mereka sering mengeluh dalam keadaan sedikitnya uang dan miskinnya harta,
padahal andai ada seseorang datang kepadanya kemudian menawar kedua matanya
dengan uang satu milyar maka tak ada satupun manusia dibumi ini mau menukar
nikmat penglihatan matanya dengan uang satu milyar. Maka jangan salah melihat
kenikmatan, jangan mengukur kenikmatan yang diberikan Allah dari sisi uang dan
harta”.
Tidak sadar kah kita telah allah jadikan makhluk yang
sempurna secara fisik dan akal dibandingkan makhluk yang allah ciptakan
lainnya?.
Tidak sadar kah kita yang saat ini memliki organ
tubuh yang sempurna, sementara ada saudara saudara kita berjejer dirumah sakit
karena kehilangan organ tubuhnya?.
Tidak sadar kah kita berada dinegri yang aman dimana
mudahnya melakukan ibadah, sementara banyak dinegri negri kaum muslimin, yang
ketika mereka hendak ingin berdiri menghadap rabbnya namun harus mengorbankan
keselamatan dirinya?.
Tidak sadar kah kita telah allah jadikan kita menjadi
seorang muslim, dari milyaran orang didunia allah tetapkan kita berada diatas
agama yang dirodho’i nya?.
Tidak sadar kah kita telah Allah mudahkan kita
mengenal Sunnah sunnah Rasulullah صلی الله عليه وسلم, dari milyaran
orang islam banyak diantara mereka enggan berittiba’, allah pilih kita untuk
mengikuti sunnah rasulullah صلی الله عليه وسلم?.
Tentu saja sunggung banyak sekali nikmat yang Allah
berikan, tidak akan mungkin kita mampu menghitungnnya, sebagaimana firman Allah
Ta’ala:
“Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu
tidak akan mampu menghitungnya. Sungguh manusia itu sangat dzalim dan sangat
mengingkari (nikmat Allah)”. (Q.S. Ibrahim:34).
Kenikmatan yang allah berikan secara zahir saja tak
mampu kita ketahui apalagi syukuri, lalu bagaimana kita ketahui kita mampu
bersyukur saat allah limpahkan semua nikmatnya, saat allah melimpahkan rizki
berlebih semisal harta yang banyak, kendaraan yang mewah, ataupun rumah yang
mewah, yakinkan kita mampu menysukuri nikmat tersebut dengan menggunakannya
untuk dijalan Allah, yakin kah kita mampu bersikap seperti abdurrahman bin ‘auf
yang mempergunakan hartanya dijalan allah dengan banyaknya sedekah yang ia
lakukan atau kita akan mendurhakai allah atau bahkan bisa menjadi kufur dengan
bermaksiat atau berpaling dari allah dengan rizki yang diberikannya sebagaimana
yang terjadi pada Qarun. Berhusnudzon lah kepada dzat yang berada diatas arsy,
mungkin Allah tahan sebagian nikmatnya kepada kita supaya kita tidak kufur atau
berpaling darinya.
Mungkin pula allah mudahkan kita masuk ke jannah nya dengan
mempermudah hisab dengan cara menahan sebagian rizkinya kepada kita. Seperti
penjelasan ibnu qayyim rahimahullah diatas, justru kenikmatan yang sempurna
ialah ketika kita telah mengetahui dan menyadari nikmat nikmat yang telah allah
berikan bahkan kita telah menyadari dan menysukuri nikmat yang sedang dipergunakan
saat ini dan berusaha untuk menjaganya dan menutup hal hal yang hendak menutup
kenikmatan tersebut dengan tidak mempergunakannya untuk hal hal yang
mendatangkan murka Allah. Semoga saya dan pembaca senantiasa menjadi hamba yang
bersabar jika diberi kesulitan dan menjadi hamba yang bersyukur saat diberi
nikmat yang berlebih.
note : Ternyata harga tubuh kita mahal lho.... (foto tubuh manusia diatas saya ambil dari akun media sosial ustadz raenul bahraen pembina grup Indonesia bertauhid)
0 komentar:
Posting Komentar