Sabtu, 03 Februari 2018

TAUHID KUNCI KEBAHAGIAAN DAN KEJAYAAN

“TAUHID KUNCI KEBAHAGIAAN DAN KEJAYAAN”
Syaikh Ibrahim Ar-ruhaily
Waktu   : 7 Januari 2018/ 19 Rabiuts Tsani 1439 H
Tempat : Masjid Istiqlal Jakarta

Assalamualaikum Saya ingin share catatan kajian dari Syaikh ibrahim Ar ruhaily Hafizhahullah yang berlangsung pada awal bulan januari, Qadarullah baru bisa saya share hari ini. Tulisan ini juga saya mengambil referensi dari ringkasan yang dibuat oleh ABU ABDUL HAFIIZH Hafizhahullah. Semoga tulisan ini menjadi pengingat untuk saya pribadi dan pembaca untuk senantiasa mengingat penting nya TAUHID. Karena tujuan diciptakannya kita ialah untuk bertauhid yaitu mengesakan ibadah kepada Allah sebagaiamana firman Allah Ta’ala, “Dan tidaklah Aku ciptakan Jin dan Manusia kecuali untuk beribadah kepadaku.” (Q.S.adh-dhariyat :56) Dan tujuan diutusnya Para Rasul adalah untuk mengajak kepada TAUHID sebagaimana firman Allah Ta’ala, “Dan Sungguh-sungguh telah kami utus kepada setiap umat seorang rasul yang berkata kepada kaumnya,”Sembahlah Allah dan jauhilah Thagut”. (Q.S. An Nahl: 36).
Dan berikut catatan dari kajian tersebut.

·        Tauhid adalah menjadikan sesuatu menjadi satu. Menjadikan satu dalam sifatnya, rububiyahnya dan juga uluhiyahnya.

·        Tauhid terbagi menjadi 3 : 


1.         Tauhid Rububiyah
2.       Tauhid Asma wa sifat
3.       Tauhid uluhiyah

1.    Tahuhid Rububiyah ialah mengesakan semua perbuatan hanya kepada Allah. Hanya
      Allah yang dapat menghidupkan, memberi rizki, mematikan serta memberi rizki.
      Menyakini bahwa tidak ada yang dapat memberi rizki, menghidupkan dan
      mematikan, mengatur alam semesta kecuali hanya Allah Ta’ala.
2. Tauhid Asma Wa Sifat ialah mengesakan Allah dengan nama dan sifat-sifatnya.
      Hendaknya seorang muslim meyakini nama nama Allah , Allah yang maha
      mendengar, Allah yang maha tahu, Allah yang maha besar, tidak ada sekutu bagi
      Allah dalam nama namanya hanya Allah yang memiliki nama nama tersebut.
     Termasuk dalam Asma Wa Sifat ialah mengesakan Allah dalam sifat sifatnya, tidak
     ada sekutu bagi Allah dalam sifat sifatnya  seperti istiwa Allah, turunnya Allah,
     kekuasaanya, Kaki Allah, wajah Allah. Kita menyakini bahwa itu sifat KHUSUS ALLAH
     & TIDAK SAMA DENGAN MAKHLUK. TIDAK ADA SIFAT MAKHLUK YANG SAMA
     DENGAN SIFAT ALLAH, SEPERTI MELIHATNYA ALLAH DENGAN MELIHATNYA
     MAKHLUK BERBEDA.
3. Tauhid Uluhiyah (Peribadatan) ialah mengesakan Allah dalam peribadatan. Bahwa
      seorang hamba baik dalam hati, lisan, rasa takutnya, cintanya, tawakalnya, hanya
      untuk Allah Ta’ala. Sujud Nazar, Berdoa hanya kepada Allah Ta’ala tidak ada
     sekutunya. Dia wajid beribadah hanya untuk Allah tidak ada sekutu baginya. Allah
     yang menciptakan kita, Allah yang memberi rizki kita, maka hanya kepada Allah lah
     kita beribadah

·       Kebahagiaan menurut bahasa adalah ketenangan jiwa dan hati. Kebahagiaan terbesar seorang hamba ialah ketika dimasukan kedalam surga selamanya.kebahagian seorang hamba ditentukan dengan tauhid.
Manusia tersusun dari 2 hal : Jasad dan Ruh
  1.  Jasad memiliki kebutuhan dengannya mendapat kebahagiaan seperti makan
  2.  Ruh memiliki kebutuhan yang berbeda dengan jasad, kebutuhan ruh hanya didapat dengan dekat dengan Allah seperti membaca Al-qur’an, berdzikir kepada Allah

Ø Jika Ruhnya baik maka Baiklah jasadnya juga
Ø Tauhid sangat berpengaruh terhadap kebahagiaan seorang hamba dengan tauhid seorang hamba menjadi bahagia, kebahagiaan hakiki adalah kebahagiaan di akhirat yang diberikan kepada orang yang bertakwa

·       Kejayaan bagi ahlu Tauhid adalah sesuatu yang nyata. Kejayaan dibagi menjadi dua yaitu dunia dan akhirat.  Kejayaan yang diberikan Allah contohnya yang diberkan kepada nabi Musa dan pengikutnya. Contoh lain yaitu kejayaan yang diberikan kepada nabi Mhammad Shalallhu ‘alaihi wassalam untuk mengalah orang yahudi dan Quraisy. Allah selalu memberi kemenangan bagi orang yang bertauhid.

·       Kejayaan yang diberikan Allah di akhirat lebih agung dari pada kejayaan yang allah berikan di dunia. Allah memasukan para ahli tauhid, para wali Allah kedalam surga yang mengalir sungai dibawahnya

·        Orang yang bertauhid dengan sebenar benarnya akan diberikan kebahagiaan dan kejayaan didunia dan akhirat
·     
            Cara mewujudkan tauhid dalam diri kita adalah dengan mewujudkan dua dasar penting :
Ø Beribadah kepada Allah dengan hati, hanya takut,berharap, tawakal, nazar hanya kepada Allah. Tidak boleh beribadah kepada malaikat, Nabi, Para wali dan orang shaleh.
Ø Berlepas diri dari sgala bentuk kesyirikan. Dulu kaum quraisy beribadah kepada Allah namun tidak berlepas diri kepada kesyirikan. Maka selain beribadah kepada Allah kita wajib berlepas diri terhadap kesyirikan.

·       Kebutuhan anak anak terhadap tauhid jauh lebih besar dari pada kebutuhan akan makan, minum, dan pakaian. Perhatian orang tua terhadap tauhid juga sebaikya lebih besar dari perhatian terhadap makan, minum dan pakaiananak mereka. Ajarilah anak untuk beribadah, meminta memohon pertolongan hanya kepada Allah. JAGALAH ALLAH NISCAYA ALLAH MENJAGAMU.
·        SEBAB SEBAB ISTIQOMAH DIATAS TAUHID :
Ø Tawakal / berserah diri kepada Allah Ta’ala
Ø Memohon berdoa kepada Allah Ta’ala
Ø Ilmu
Ø Menundukan pandangan dari segala hal yang diharamkan oleh Allah Ta’ala.


SESI TANYA JAWAB:
Penanya            : “Bagaimana cara BERTAWASUL yang benar”?
Syaikh                 : Tawasul ialah mendekatkan diri kepada Allah dengan melakukan apa yang di syariatkan. Diantara bentuk tawasul yang benar :
ü Dengan menyebut nama dan sifat Allah seperti Doa para Nabi
ü Dengan mengerjakan amal shaleh seperti puasa, zkat dan lain lain kemudian  kita memohon kepada Allah
ü Doa orang shaleh yang masih hidup
ü Termasuk meminta kepada Allah
X   TIDAK TERMASUK TAWASUL  ialah meminta kepada selain Allah sebagaimana
     orang orang musyrik

Penanya       : “Bagaimana Cara memahami Bersemayamnya Allah di atas ARSY?
Syaikh               : Seorang muslim wajib menyakini  bahwa Allah bersemayam di atas Arsy. Meyakini ber Istiwa nya Allah berbeda dengan ber Istiwa nya makhluk. Makna Istiwa telah kita ketahui namun kita tidak mengetahui tata cara dan wujudnya dan bertanya tentang tata cara dan wujudnya adalah Bid’ah. Kita tidak boleh mentakwil nya.
v





0 komentar:

Posting Komentar

 

Pengikut